WhatsApp Blast Gratis

 

Dunning-Kruger Effect, setiap orang berpotensi mengalaminya

Apakah Anda pernah melihat seseorang percaya diri dan banyak bicara tentang sesuatu tapi ternyata fakta yang dikatakan orang tersebut tidak ada kebenarannya?

Orang tersebut bisa dipastikan mengalami Dunning Kruger Effect atau Efek Dunning Kruger.
Dunning Kruger Effect sering ditulis dengan Dunning-Kruger Effect atau Efek Dunning-Kruger.

Dunning-Kruger Effect tidak hanya khusus mengartikan seseorang "tong kosong nyaring bunyinya", tetapi merujuk pada apa yang disampakain orang tersebut tidak sesuai fakta karena kurangnya pengetahuan orang tersebut. Sehingga bisa menghasilkan kesalahan atas kurangnya pengetahuan orang tersebut.

Apa yang di maksud dengan Dunning Kruger Effect?

Dunning-Kruger Effect adalah bias kognitif di mana orang yang kurang kompeten dalam suatu bidang cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri. Efek ini pertama kali diamati oleh psikolog David Dunning dan Justin Kruger pada tahun 1999.

Sejarah adanya Dunning Kruger Effect.

Penelitian Dunning dan Kruger menemukan bahwa orang yang kurang kompeten dalam suatu bidang cenderung tidak menyadari ketidakmampuannya. Hal ini karena mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang diperlukan untuk menilai kemampuan mereka secara akurat. Akibatnya, mereka cenderung mengevaluasi diri mereka sendiri lebih tinggi daripada orang yang lebih kompeten.

Dunning dan Kruger menjelaskan efek ini dengan mengatakan bahwa orang yang kurang kompeten tidak memiliki kemampuan untuk menilai kemampuan mereka secara akurat. Mereka tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang diperlukan untuk memahami apa yang berarti menjadi ahli dalam suatu bidang. Akibatnya, mereka cenderung mengevaluasi diri mereka sendiri lebih tinggi daripada yang sebenarnya.
Efek Dunning-Kruger dapat terjadi di berbagai bidang, seperti pengetahuan umum, keterampilan teknis, dan kemampuan sosial. Efek ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti pengambilan keputusan yang buruk, konflik interpersonal, dan kegagalan dalam pekerjaan atau sekolah.

Berikut adalah beberapa contoh Dunning Kruger Effect dalam kehidupan sehari-hari:

๐Ÿ—ฃ️ Seorang siswa yang baru belajar bahasa Inggris mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup lancar untuk berpidato di depan umum. Namun, ketika mereka berpidato, mereka ternyata membuat banyak kesalahan dan tidak dapat menyampaikan pesan mereka dengan jelas.

๐Ÿ—ฃ️ Seorang karyawan baru di perusahaan mungkin merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya tentang pekerjaan mereka. Namun, ketika mereka mulai bekerja, mereka menyadari bahwa mereka masih memiliki banyak hal yang perlu dipelajari.

๐Ÿ—ฃ️ Seorang politikus mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup populer untuk memenangkan pemilihan umum. Namun, ketika mereka kalah dalam pemilihan, mereka menyadari bahwa mereka tidak sepopuler yang mereka pikirkan.

๐Ÿ—ฃ️ Seorang remaja yang baru mulai berolahraga mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup kuat untuk memenangkan pertandingan. Namun, ketika mereka bertanding, mereka ternyata tidak dapat bersaing dengan pemain yang lebih berpengalaman.

๐Ÿ—ฃ️ Seorang siswa yang baru mulai belajar matematika mungkin merasa bahwa mereka sudah cukup pintar untuk mengerjakan soal-soal yang sulit. Namun, ketika mereka mengerjakan soal-soal tersebut, mereka ternyata tidak dapat menyelesaikannya dengan benar.

Dunning-Kruger Effect adalah bias kognitif yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, dengan menyadari efek ini, kita dapat mengurangi risiko mengalaminya.

Antisipasi agar kita tidak mengalami/melakukan Dunning-Kruger Effect.

Ada beberapa cara untuk mengatasi efek Dunning-Kruger. Salah satu cara adalah dengan menerima bahwa kita tidak selalu tahu segalanya. Kita juga perlu terbuka untuk menerima kritik dan umpan balik dari orang lain. 

Selain itu, kita perlu terus belajar dan meningkatkan kemampuan kita.

Dunning-Kruger Effect dapat terjadi pada siapa saja, di semua bidang kehidupan. 

Namun, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko mengalaminya, yaitu:

๐Ÿ”Ž Menerima bahwa kita tidak selalu tahu segalanya. Orang yang tidak menyadari ketidakmampuannya lebih cenderung mengalami Dunning-Kruger Effect.

๐Ÿ”Ž Terbuka untuk menerima kritik dan umpan balik dari orang lain. Kritik dan umpan balik dapat membantu kita untuk menyadari kekurangan kita dan belajar dari kesalahan.

๐Ÿ”Ž Terus belajar dan meningkatkan kemampuan kita. Semakin kita belajar, semakin kita menyadari betapa banyak yang masih kita tidak tahu.

๐Ÿ”Ž Meminta bantuan orang yang lebih kompeten. Jika kita merasa kurang kompeten dalam suatu bidang, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan orang yang lebih kompeten.

Dengan menyadari Dunning-Kruger Effect dan melakukan hal-hal di atas, kita dapat mengurangi risiko mengalaminya dan menjadi lebih bijak dalam menilai kemampuan diri sendiri.
Diagram Dunning-Kruger Effect menunjukkan bahwa orang yang tidak kompeten akan memiliki evaluasi diri yang tinggi, sementara orang yang kompeten akan memiliki evaluasi diri yang rendah. Hal ini karena orang yang tidak kompeten tidak menyadari kekurangan mereka, sehingga mereka cenderung menganggap diri mereka lebih baik dari yang sebenarnya.

Sumbu x diagram mewakili kompetensi, dengan orang yang kurang kompeten di sebelah kiri dan orang yang lebih kompeten di sebelah kanan. Sumbu y mewakili kepercayaan diri, dengan orang yang lebih percaya diri di atas dan orang yang kurang percaya diri di bawah.

Seperti yang Anda lihat, diagram tersebut menunjukkan bahwa orang dengan kompetensi rendah memiliki rasa percaya diri yang tinggi, sedangkan orang dengan kompetensi tinggi memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal ini disebabkan karena orang dengan kompetensi rendah tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman untuk menilai kemampuannya sendiri secara akurat. Akibatnya, mereka melebih-lebihkan keterampilan dan kemampuan mereka.

Sebaliknya, orang dengan kompetensi tinggi lebih menyadari keterbatasannya sendiri. Mereka tahu bahwa selalu ada lebih banyak untuk dipelajari, dan mereka cenderung tidak mengklaim keahlian.

Ciri-ciri seseorang Dunning Kruger Effect.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri seseorang yang mengalami Dunning-Kruger Effect:

๐Ÿคก Merasa lebih kompeten daripada yang sebenarnya. Orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect cenderung melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka adalah ahli dalam suatu bidang, padahal mereka sebenarnya tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang memadai.

๐Ÿคก Tidak menyadari ketidakmampuannya. Orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak kompeten dalam suatu bidang. Mereka mungkin tidak dapat memahami apa yang berarti menjadi ahli dalam suatu bidang, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka masih memiliki banyak hal yang perlu dipelajari.

๐Ÿคก Menolak kritik dan umpan balik. Orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect cenderung menolak kritik dan umpan balik dari orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa kritik dan umpan balik tersebut adalah salah, atau mereka mungkin merasa bahwa orang lain tidak memahami apa yang mereka ketahui.

๐Ÿคก Merasa tidak perlu belajar. Orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect cenderung merasa bahwa mereka tidak perlu belajar lagi. Mereka mungkin merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya, sehingga mereka tidak perlu meluangkan waktu untuk belajar hal baru.

๐Ÿคก Merasa superior. Orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect cenderung merasa superior daripada orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa mereka lebih pintar, lebih berbakat, atau lebih berpengalaman daripada orang lain.
Jangan sampai lupa bahwa Dunning-Kruger Effect dapat terjadi pada siapa saja, di semua bidang kehidupan.

Yuk sama-sama memperluas pengetahuan kita sebelum kita menjelaskan mengenai apa yang akan kita ucapkan.

Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Lebih baru Lebih lama

Lihat juga:

WhatsApp Blast Gratis